FINAL
MATA KULIAH ETIKA
JURNALISTIK ISLAM
Assalamualaikum
warrahmatullahi Wabarakatu,puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena
hikmah dan karunianya saya masih bisa mengikuti atau mengerjakan tugas final
ini. Untuk chapter 1 saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama
saya Devi Trisnawati. Saya berasal dari masamba. Saya lahir di Sukadamai,28
Agustus 2000. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya keturunan darah merah
haha. Saya terlahir sederhana dan saya ingin menjadi orang yang bisa merubah kesederhanaan
ini dengan kemewahan hahah,apakah. Andai pembaca tahu,saya ini memiliki
cita-cita sebagai pengusaha dan pegawai bank bukan wartawan. Tapi apalah
daya,ketika mendaftar tes SBMPTN saya di takdirkan lulus di UIN Alauddin
Makassar dengan jurusan Jurnalisik di pilihan ketiga. Awalnya saya sempat tidak
mau mengambilnya,namun bapak saya berkata bahwa jurusan itu tidak pasti
menentukan masa depan kita. Setelah mendengar kalimat itu saya langsung
termotivasi untuk melanjutkan dan mengambil jurusan ini. Karena di era sekarang
ini banyak sekali kita lihat sarjana-sarjana yang menganggur. Bahkan tetangga
saya jurusan ekonomi seperti jurusan yang saya inginkan sekarang dia hanya
dirumah,kalau ditanya kok tidak cari kerja? Jawabannya masih tunggu panggilan.
Huffftt,sekarang betul-betul jurusan tidak menentukan nasib. Yang menentukan
nasib itu skil. Biar orang tittle apapun itu kalau tidak punya skill,sama saja
bilang tidak ada masa depannya,maksudnya pekerjaan yang bagus-bagus didapat.
Tapi setelah saya menjalani dan mencoba beradaptasi dengan jurusan jurnalistik
ini saya sangat nyaman dan bahagia. Karena memang saya sebenarnya orangnya suka
menulis dan cocok sebagai jurnalistik. Setidaknya saya punya skill kan?hahaha.
Saya sangat bangga di jurnalistik,karena dengan berada di jurnalistik banyak
yang kenal saya karena tulisan-tulisan saya sekarang sudah beredar
dimana-mana,eakkk hahaha. Saya aktif sebagai blogger dan saya juga sudah magang
di PT Tajuk Utama sebagai reporter,in syaa Allah berkah,aamiin. Hahaha mungkin
cukup sekian pengalaman saya hahaha,lebih dan kurangnya nanti dibicarakan di
belakang hahaha.
Chapter
2. Suka Duka Belajar Etika Jurnalistik Islam dengan Pak Suf Kasman. Oke begini
kisahnya. Dari awal pak Suf masuk ke kelas,orangnya memang sangat mengasyikkan.
Apalagi saat-saat materi itu di bubuhi tanda tanya,duhhh saya serasa
tegang,takut ditunjuk,wkwk. Tapi setiap saya ditanya alhamdulillah saya selalu
bisa menjawabnya. Jujur,saya orangnya pendiam dan sangat pemalu. Saya akan
banyak bicara apabila saya ditanya,jika saya tidak ditanya sampai tahun
depan,sampai tahun depan pula saya akan diam,hahaha canda. about pak Suf? Pak
Suf adalah dosen terter hahaha. Dosen yang bikin greget pas ngajar haha. Paling
suka bikin tegang dan akhirnya malah bikin penasaran akan persoalan yang sudah
dijawab namun pak Suf hanya mengatakan “APA NA KANA?” hahaha apalah daya kami
sekelas hanya bisa sabar hahaha. Pak Suf itu setiap pertemuan dan setiap ada
persoalan yang di gantung beliau hanya bilang semua akan di bongkar dipertemuan
15. Dan akhirnya pas pertemuan 15 semua terbongkar,dan kami sekelas pun merasa
lega karena telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang selama ini hanya di
gantung oleh pak Suf hahaha. Beliau adalah dosen pertama yang bisa buat
mahasiswa merasa sangat Tegang,Greget dan super penasaran hahaha.
About
Mata kuliah EJI. Mata kuliah EJI sebenarnya tidak terlalu seru,tapi karena
dosen mata kuliahnya seru,jadi matkulnya juga terasa mengasyikkan,hahaha bukan
gombal loo,kenyataan. Saran untuk pak Suf Kasman hehe tingkatkan kehumorisannya
pak. Jangan hilangkan metode pembelajaran dengan membuat mahasiswa merasa
penasaran dan penuh tanda tanya haha,buat mahasiswa lebih greget pak,hahaha.
Mungkin cukup sekian karangan bebas untuk melengkapi tugas final mata kuliah
EJI saya,seperti yang saya tuliskan tadi,lebih dan kurangnya nanti dibicarakan
di belakang haha,saya Devi ucapkan terima kasih pak Suf sudah bisa buat kami
GREGET.
Tamat...