Sabtu, 29 Desember 2018

Kegregetan Yang HAQIQI



FINAL
MATA KULIAH ETIKA JURNALISTIK ISLAM
Assalamualaikum warrahmatullahi Wabarakatu,puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena hikmah dan karunianya saya masih bisa mengikuti atau mengerjakan tugas final ini. Untuk chapter 1 saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Devi Trisnawati. Saya berasal dari masamba. Saya lahir di Sukadamai,28 Agustus 2000. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya keturunan darah merah haha. Saya terlahir sederhana dan saya ingin menjadi orang yang bisa merubah kesederhanaan ini dengan kemewahan hahah,apakah. Andai pembaca tahu,saya ini memiliki cita-cita sebagai pengusaha dan pegawai bank bukan wartawan. Tapi apalah daya,ketika mendaftar tes SBMPTN saya di takdirkan lulus di UIN Alauddin Makassar dengan jurusan Jurnalisik di pilihan ketiga. Awalnya saya sempat tidak mau mengambilnya,namun bapak saya berkata bahwa jurusan itu tidak pasti menentukan masa depan kita. Setelah mendengar kalimat itu saya langsung termotivasi untuk melanjutkan dan mengambil jurusan ini. Karena di era sekarang ini banyak sekali kita lihat sarjana-sarjana yang menganggur. Bahkan tetangga saya jurusan ekonomi seperti jurusan yang saya inginkan sekarang dia hanya dirumah,kalau ditanya kok tidak cari kerja? Jawabannya masih tunggu panggilan. Huffftt,sekarang betul-betul jurusan tidak menentukan nasib. Yang menentukan nasib itu skil. Biar orang tittle apapun itu kalau tidak punya skill,sama saja bilang tidak ada masa depannya,maksudnya pekerjaan yang bagus-bagus didapat. Tapi setelah saya menjalani dan mencoba beradaptasi dengan jurusan jurnalistik ini saya sangat nyaman dan bahagia. Karena memang saya sebenarnya orangnya suka menulis dan cocok sebagai jurnalistik. Setidaknya saya punya skill kan?hahaha. Saya sangat bangga di jurnalistik,karena dengan berada di jurnalistik banyak yang kenal saya karena tulisan-tulisan saya sekarang sudah beredar dimana-mana,eakkk hahaha. Saya aktif sebagai blogger dan saya juga sudah magang di PT Tajuk Utama sebagai reporter,in syaa Allah berkah,aamiin. Hahaha mungkin cukup sekian pengalaman saya hahaha,lebih dan kurangnya nanti dibicarakan di belakang hahaha.
Chapter 2. Suka Duka Belajar Etika Jurnalistik Islam dengan Pak Suf Kasman. Oke begini kisahnya. Dari awal pak Suf masuk ke kelas,orangnya memang sangat mengasyikkan. Apalagi saat-saat materi itu di bubuhi tanda tanya,duhhh saya serasa tegang,takut ditunjuk,wkwk. Tapi setiap saya ditanya alhamdulillah saya selalu bisa menjawabnya. Jujur,saya orangnya pendiam dan sangat pemalu. Saya akan banyak bicara apabila saya ditanya,jika saya tidak ditanya sampai tahun depan,sampai tahun depan pula saya akan diam,hahaha canda. about pak Suf? Pak Suf adalah dosen terter hahaha. Dosen yang bikin greget pas ngajar haha. Paling suka bikin tegang dan akhirnya malah bikin penasaran akan persoalan yang sudah dijawab namun pak Suf hanya mengatakan “APA NA KANA?” hahaha apalah daya kami sekelas hanya bisa sabar hahaha. Pak Suf itu setiap pertemuan dan setiap ada persoalan yang di gantung beliau hanya bilang semua akan di bongkar dipertemuan 15. Dan akhirnya pas pertemuan 15 semua terbongkar,dan kami sekelas pun merasa lega karena telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang selama ini hanya di gantung oleh pak Suf hahaha. Beliau adalah dosen pertama yang bisa buat mahasiswa merasa sangat Tegang,Greget dan super penasaran hahaha. 


About Mata kuliah EJI. Mata kuliah EJI sebenarnya tidak terlalu seru,tapi karena dosen mata kuliahnya seru,jadi matkulnya juga terasa mengasyikkan,hahaha bukan gombal loo,kenyataan. Saran untuk pak Suf Kasman hehe tingkatkan kehumorisannya pak. Jangan hilangkan metode pembelajaran dengan membuat mahasiswa merasa penasaran dan penuh tanda tanya haha,buat mahasiswa lebih greget pak,hahaha. Mungkin cukup sekian karangan bebas untuk melengkapi tugas final mata kuliah EJI saya,seperti yang saya tuliskan tadi,lebih dan kurangnya nanti dibicarakan di belakang haha,saya Devi ucapkan terima kasih pak Suf sudah bisa buat kami GREGET.
Tamat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Jurnalistik

Guru Honorer di Makassar Digaji Rp8 Ribu Per Jam: Kemelaratan di Negara Merdeka?

Gambar: Ilustrasi Guru Mengajar/harianbhirawa Makassar - Indonesia adalah salah satu negara yang telah dijuluki sebagai negara yang merdeka...